Wednesday, April 22, 2009

Belajar Dari Hikmat "Bunga Bakung"


"BELAJAR DARI HIKMAT “BUNGA BAKUNG"
“Kata Yesus kepada murid-murid-Nya : Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu”. ( Matius 6:28-32)

Sebenarnya ketidakpastian ada pada setiap aspek hidup manusia. Karena sesungguhnya di dunia ini tidak ada hal yang pasti. Segala sesuatu dapat berubah dan sedang berubah. Kepastian hanya ada pada diri Allah dan Firman-Nya. Tuhan Yesus berkata : “ Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Mat 24:35)

Karena katidakpastian inilah manusia tidak dapat menebak dan apa yang akan terjadi di masa depannya- tahun depan, bulan depan, minggu depan, hari besok, satu jam lagi, bahkan satu menit atau satu detik kemudian. Masa depan hanyalah merupakan bayang-bayang rekaan atau suatu prediksi yang diproyeksikan dari kejadian dan pengalaman masa lalu. Tidak heran setiap kali memikirkan dan membayangkan masa depan, manusia seringkali jatuh dalam kekuatiran.

Siapa yang tidak pernah merasa khawatir? Rasanya tidak seorang pun di dunia ini yang tak pernah tidak khawatir. Kita juga merasa khawatir, apalagi dengan bertambahnya usia, bertambah pulalah kekhawatiran. Kita khawatir tentang keadaan fisik dan kondisi kesehatan yang menurun, ketidakpastian keuangan, keadaan anak, menantu, cucu dan yang lainnya. 

Secara psikologis, kekuatiran adalah keadaan emosi seseorang yang “sakit”, dan seringkali diikuti oleh ketegangan sistem urat syaraf, karena takut terhadap “bahaya” yang imajinatif atau bahaya yang tidak nyata sama sekali. Kekuatiran dapat menghasilkan beberapa gejala phisikal misalnya : tegang, jantung berdebar, sesak nafas, berkeringat terus, gemetaran, mulut kering, perubahan suara, pusing-pusing, atau bahkan pingsan/semaput. Orang yang kuatir sebenarnya sedang hidup dalam bayang-bayang ketakutan yang diciptakannya sendiri.Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kita merasa khawatir. Sayang banyak orang tidak menyadari bahwa kekhawatiran utamanya bukan disebabkan oleh sesuatu di luar diri kita, tetapi dari dalam pikiran atau hati kita. Buktinya, ada orang yang mempunyai banyak uang, tetapi tetap merasa khawatir, dan sebaliknya. 

Para ahli meyakini bahwa kekhawatiran bisa menyebabkan berbagai macam penyakit antara lain penyakit kardiovaskuler, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan kulit, dan sulit buang air besar. Namun, boleh dikatakan bahwa sakit fisik ini “masih ringan” sebab ada yang lebih serius, yaitu sakit spiritual. Ketika kita khawatir itu berarti kita tidak berserah, dan ini berarti kita tidak percaya akan pemeliharaan Tuhan (Matius 6:30).

Ada seorang ibu yang suka kuatir setiap kali memikirkan masa depannya dan berkonsultasi dengan seorang pendeta. Untuk menolongnya, sang pendeta memberikan sebuah kotak celengan yang diluarnya bertuliskan “ kekuatiran” dan berkata kepadanya : “Setiap kali ibu kuatir tentang sesuatu, tuliskanlah di sehelai kertas dan masukklah ke dalam kotak ini. Dan kalau sudah penuh bawahlah kotak ini kembali kepada saya”
Tiga bulan kemudian, sang ibu kembali menemui sang pendeta dengan kotak yang sudah penuh dengan kertas-kertas kekuatirannya. Sang pendeta mengajak sang ibu membuka kotak tersebut bersama-sama. Satu persatu kertas itu dibuka dan dibaca. Ternyata apa yang dikuatirkan oleh sang ibu yaitu : suami mungkin dipecat (PHK), anak mungkin sakit, tidak ada uang untuk makan, orang tua sakit keras atau akan mati, anak tidak bisa sekolah, kemungkinan kena kecelakaan, atau dirampok, tidak bisa bayar sewa rumah, dsb- tidak ada satu hal pun yang terjadi. Sang pendeta berkata dengan senyum : “ Nah ibu lihat sendiri kan, apa yang dikuatirkan ibu selama ini hanyalah bayangan yang ibu ciptakan sendiri. Berarti selama tiga bulan ini ibu telah mengisi waktu hidup yang diberikan Allah kepada ibu dengan hal yang sia-sia”. Sang ibu tiba-tiba tersadar dan berkata dengan suara girang…”Sekarang saya mengerti apa yang dikatakan Tuhan Yesus : “ Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambah sehasta saja jalan hidupnya ? Terimaksih pak pendeta. Mulai hari ini saya harus lebih percaya kepada pemeliharaan Allah yang baik dan setia”. Pulanglah, lakukanlah sesuai dengan imanmu, sahut sang pendeta setelah dia mendoakan sang ibu agar Tuhan menambahkan iman kepadanya.

Saudara, sesungguhnya secara teologis, kekuatiran adalah dosa. Karena di dalam kekuatiran itu kita meragukan atau bahkan melupakan Allah Yang Maha Baik dan Maha Memelihara. Kekuatiran itu bertolak belakang dengan iman. Barangsiapa kuatir, ia tidak beriman. Barang siapa beriman, dia akan mengalahkan kekuatiran. Kalau kita baca dan renungkan nats firman Tuhan dalam Mat 6:30-32, Tuhan Yesus menegur para murid yang kuatir sebagai “ orang yang kurang percaya” (tidak beriman), dan Dia menyamakannya dengan “ orang-orang yang tidak mengenal Allah” (kafir).

Apakah kuatir menyerang saudara ? Renungkan kembali kesia-siaan dalam kekuatiran dan berbaliklah kepada Allah dengan iman yang lebih teguh. Peganglah janji Firman-Nya dan yakinlah bahwa Allah Bapa tidak pernah meninggalkan dan membiarkan anak-anak-Nya.Tuhan Yesus meminta kita untuk tidak merasa khawatir dan memperhatikan bunga bakung di ladang (Matius 6:25-28). Bunga bakung saja yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal dipelihara-Nya dan didandani-Nya melebihi Raja Salomo (Raja Israel yang sangat dikasihi-Nya), apalagi kita. Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal menderita,mati, disalibkan dan dibangkitkan bagi kita untuk menebus dosa dan kejahatan kita.Obat manjur bagi rasa khawatir adalah berdoa dan bersyukur

“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6).

Bersyukur dan berterima kasih membuat tubuh menjadi rileks dan pikiran menjadi tenang (Don Colbert, M.D.)

Soli Deo Gloria

Doa : Bapa…dalam perjalanan iman kami sebagai umat-Mu dan gereja-Mu yang sudah Engkau pilih dan Engkau kuduskan di dunia ini, kami sering diliputi rasa kuatir. Kami kuatir akan masa depan kami, keuangan kami,kesehatan kami, kami takut miskin dan tidak makan. Ampunilah kami. Teguhkan dan kuatkanlah iman percaya kami bahwa Engkau adalah Allah Yang Hidup yang akan memelihara, memenuhi dan mencukupi segala kebutuhan hidup kami menurut kekayaan dan kemuliaan-Mu di dalam Kristus. Di dalam nama Tuhan Yesus kami datang berdoa dan bersyukur kepada-Mu. AMIN


1 comment:

We Love Israel

We  Love Israel




Informasi Lowongan Kerja