Saturday, February 28, 2009

Waktu Dan Kearifan Kristen



WAKTU DAN KEARIFAN KRISTEN


Manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki kepekaan akan waktu dan sejarah, serta memiliki dorongan untuk memiliki hidup yang bernilai. Kepekaan semacam ini menajam pada momen-momen khusus seperti kelahiran, kematian, ulang tahun, tutup tahun, dlsb.

Mengalirnya waktu, menyadarkan kita akan kefanaan kita. Waktu menyadarkan kita akan ketakbedayaan kita. Tetapi bukankah justru kefanaan ini membuat kita sadar bahwa nilai hidup kita memang harus diletakkan pada sesuatu yang kekal! Waktu membuat kita sadar akan kebutuhan kita pada Allah yang kekal, Pencipta waktu itu.

Konsep Alkitab tentang waktu jauh berbeda dari yang berkembang dalam agama dan falsafah hidup lainnya. Waktu tidak dipandang sebagai perjalanan roda pedati, yang sekadar merupakan perputaran nasib tanpa arah, tanpa makna. Satu-satunya yang mengajarkan waktu sebagai garis lurus, perjalanan menuju sesuatu, adalah Alkitab. Alkitab tidak memandang waktu sebagai kesempatan yang kebetulan terjadi. Waktu adalah kesempatan Allah, tindakan Allah secara konkret dalam sejarah, untuk mewujudkan rencana-Nya, di dalam dan melalui kita.

Ya, manusia adalah makhluk waktu, makhluk fana. Tetapi dalam ketakberdayaan dan kefanaan itu, dia berjalan menuju sesuatu. Yang fana dan terbatas di sini, bila difokuskan dan dikendalikan oleh yang kekal, menjadi sesuatu yang berarti kekal pula. Inilah dimensi rohani dari waktu! Paulus mengingatkan (Ef. 5:16-17) bahwa yang sebaliknya pun dapat terjadi. “waktu ini jahat!” Waktu memang tidak netral. Ada pertarungan dahsyat di dalamnya. Zaman ini, memang diisi oleh semangat yang jahat, berontak melawan Allah. Itu sebabnya orang percaya perlu arif! Waktu yang Tuhan beri untuk masing-masing kita hanya satu kali, yaitu hidup yang singkat ini. Bila digunakan salah, bahkan hidup itu sendiri akan binasa. Bila diisi benar, bahkan kita bisa dipakai Tuhan untuk mempengaruhi zaman yang jahat ini! Itu sebabnya kita perlu mempergunakan kesempatan emas Allah dalam hidup ini, dengan menggenapi kehendak-Nya dan hidup siuman.

“Di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput …. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.” (Mzm. 90:4-5, 12, 14).

Kristus adalah Alfa dan Omega. Dia menciptakan waktu, Dia mengendalikan sejarah. Dia pusat sejarah, bahkan Dia makna sejarah. Di dalam Dia, kita masuki Sejarah Kerajaan Allah.

Friday, February 27, 2009

Adakah Hari Esok Bagimu?


ADAKAH HARI ESOK BAGIMU ?

Di dalam Literatur para rabi Yahudi, seorang Rabi yang bernama Eliezer mengajarkan, "Bertobatlah satu hari sebelum kematian Anda". Para muridnya bertanya, "Tetapi bagaimanakah manusia tahu di hari apa ia akan mati?" Rabi yang bijaksana itu menjawab, "Karena itu, Anda harus bertobat hari ini. Mungkin hari esok Anda akan mati. Dengan demikian manusia harusnya bertobat setiap hari!"
Bukankah ini satu fakta kehidupan? Kita tidak tahu kapan pengembaraan kita di dunia ini akan berakhir. Hari esok belum tentu menjadi milik kita.


Di zaman ini nyawa seolah-olah sudah tidak punya harga lagi. Untuk alasan sepele manusia akan saling membunuh. Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Baru-baru ini di daerah Ancol, Jakarta, hanya gara-gara suara gemuruh knalpot sepeda motor, seorang pemuda bernama Sunarto dikeroyok hingga tewas. Karena merasa terusik dengan suara bising sepeda motor korban, seorang bapak yang sedang bersantai di depan rumahnya langsung mengambil sebatang galah dan menghadang sepeda motor yang berisik itu. Persoalan sepele inilah yang memicu percekcokan yang akhirnya meragut nyawa pemuda yang baru berumur 27 tahun ini.

Saya yakin pasti Sunarto sama sekali tidak menyangka bahwa tanggal 1 April 2006 merupakan hari terakhir baginya di dunia ini. Pada malam minggu itu ia hanya mau mengunjungi bibiknya yang rumahnya tidak jauh dari kontrakannya. Sama sekali tidak diduganya bahwa itu akan merupakan kunjungannya yang terakhir.

Di pertengahan Februari yang lalu, diberitakan di koran tentang seorang janda tua yang dibunuh oleh cucunya sendiri saat ia sedang tidur pulas. Dengan kejam cucunya mengorok leher korban hanya gara-gara cucunya kesal karena dimarahi setelah kedapatan mencuri rokok di kios. Beberapa hari yang lalu juga diberitakan di New York Times, tentang seorang anak yang membunuh ibunya hanya karena keadaan rumah yang berantakan dan tidak terawat!

Membaca tentang tragedi demi tragedi yang berlangsung setiap hari di setiap belahan dunia; apakah korban pembunuhan, kecelakaan lalu lintas atau perampokan, kita semakin diyakinkan bahwa sesungguhnya tidak ada pengharapan di dunia yang fana ini. Begitu murah dan tidak berarti nyawa seorang manusia. Jikalau kita hidup hanya untuk dunia ini maka kita menjadi orang yang paling patut dikasihani.

Menurut rasul Yakobus, kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Dalam surat yang ditulisnya kepada bangsa Israel yang berada di perantauan, ia bertanya, "Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap."Marilah kita hidup dengan membuat persiapan bagi hari esok yang kekal. Renungkanlah hikmat seorang Rabi Eliezer, bertobatlah setiap hari, kita tidak tahu apakah hari esok masih ada bagi kita. Sebaliknya kita harus berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

Tuesday, February 24, 2009

Akibat-Akibat Menggunakan Okultisme (Kuasa Gelap)





“AKIBAT-AKIBAT MENGGUNAKAN
OKULTISME(KUASA GELAP )”




Okultisme berasal dari kata "occultus" (Lat) yang artinya tersembunyi, rahasia, gaib, misterius, gelap, atau kegelapan. Dengan demikian, okultisme dapat diartikan sebagai paham yang menganut dan mempraktikkan kuasa dan kekuatan dari dunia kegelapan atau dunia roh-roh jahat.
 
 Seorang yang digigit oleh nyamuk malaria, tidak langsung menderita penyakit malaria. Setelah melalui beberapa proses tertentu (masa inkubasi), barulah ia menderita dan mengalami sakit malaria yang ganas itu. Demikian juga bagi orang yang terlibat dengan “OKULTISME/KUASA GELAP”, ada akibat-akibat langsung dialaminya, dan ada juga akibat-akibat yang dialaminya setelah beberapa waktu tertentu. Kita perlu mengerti beberapa gejala dan tanda, sebagai akibat dari pada keterlibatan orang itu dalam dunia okultisme. Dibawah ini ada beberapa gejala sebagai akibat yang dialami oleh orang yang terlibat dalam praktek okultisme :


I.                      Akibat secara rohani


  • Serangan depressi, misalnya seorang tenggelam dalam suatu kesedihan tanpa alasan. Orang berada di bawah tekanan, dicekam oleh perasaan takut terhadap hal-hal sekitarnya. Iblis tidak pernah dapat memberikan damai sejahtera dalam hati manusia. Hanya di dalam Kristus manusia sentosa, sejahtera dan merdeka/bebas ( Yoh 16:33, Roma 16:20, 2 Kor 3:17). Dari kuasa gelap hanyalah kegelisahan.
  • Sikap tertutup keras terhadap firman Allah. Gejala ini tidak sama pada tiap-tiap orang. Ada yang merindukan firman Allah, tetapi waktu ia mendengar, ia mengantuk dan tertidur, walaupun tubuhnya dalam keadaan segar bugar. Iblis adalah roh penidur, membutakan mata hati manusia, sehingga benih firman Allah tidak dapat masuk dan tidak bisa tumbuh dalam hati orang yang terlibat dalam dunia okultisme ( 2 Taw 33:10, Mat 13:4,19,19, 2 Kor 4:4). Orang-orang yang terlibat dalam dunia okultisme tidak menyukai firman Allah, mungkin masih membaca juga tetapi tidak mengerti. Kalau membaca buku-buku lain, dia tidak mengantuk dan tidak tidur.
  • Gangguan lain ialah pada waktu mendengar firman Allah, ia dikuasai oleh roh iblis, yang bekerja pada saat itu, sehingga sulit baginya untuk mempercayai firman Allah, dan akhirnya hidupnya tambah berantakan. Firman Allah tidak menjadi jaminan yang utuh untuk imannya, tetapi merupakan bahan spekulasi saja.
  • Ada keinginan bahkan kenyataan menghujat nama Tuhan Yesus, baik tersembunyi maupun terang-terangan. Seorang Ibu dari latar belakang kepercayaan lain, pada waktu berdoa menghujat Tuhan bahkan memaki Tuhan secara terang-terangan. Setelah sadar ia menangis dan menyesal, karena sebenarnya ia tidak mau berbuat begitu. Roh penghujat telah mengusai dia, sebelum dia dilepaskan secara tuntas.

II.                    Akibat secara psikologis/mental

  •   Pikiran bunuh diri yang seringkali berjalan sejajar dengan depressi. Ingat Saul dan Yudas Iskariot yang mengakhiri hidupnya dengan sangat menyedihkan ( 1 Sam 28, 1 Taw 10 :1-4, Mat 27:1-5). Iblis adalah bapa pembunuh manusia dan dialah yang membawa manusia kepada keputusasaan, menjadikan manusia nekad bunuh diri ( Yoh 8:44).
  • Gejala adanya ketakutan yang tidak normal. Banyak hal disekitarnya membuat dia takut. Ini bukan takut akan Allah, tapi takut yang aneh dan tidak wajar, karena memang terlibat dalam praktek okultisme. Berjalan melewati kuburan dan tempat keramat, bulu kuduk berdiri, takut bunyi-bunyi yang aneh, bahkan takut kematian menguasai orang yang terlibat okultisme.
  • Gejala angin kotor, angin hawa nafsu, pikiran-pikiran najis yang dihembuskan oleh roh-roh najis. Biasanya orang yang terlibat dalam okultisme, hidup seksualnya tidak normal, matanya penuh jinah dan angan-angan kotor yang menguasai dia. Dalam hal ini juga harus dibedakan antara keinginan daging dan pengaruh kuasa gelap terhadap hawa nafsu.Dan Iblis tidak hanya bapak pembunuh, tapi juga bapak perjinahan.
  • Kemarahan atau hawa nafsu marah yang tidak normal. Ada kemarahan dari Roh Suci ( 1 Sam 11:6, Luk 9:51-56), tapi ada kemarahan yang ditunggangi setan yang membawa kematian ( Kej 4:4-8), dan penderitaan. Roh harimau ( 1 Pet 5:8), menguasai orang yang terlibat okultisme, sehingga dengan tidak segan-segan dia “menerkam” orang di sekitarnya, seperti Kain yang dikuasai oleh roh jahat “ menerkam” Habel, saudara kandungnya dengan tiada belas kasihannya sama sekali.



III.                   Akibat secara fisik

  •  Urat syaraf terganggu, karena mempraktekkan okultisme secara aktif. Orang yang didiami Roh Allah sehat tubuhnya seperti Musa ( Ul 34:7), Yosua dan Kaleb ( Yos 14:6-11). Tentu tidak semua penyakit disebabkan oleh kuasa iblis. Ada juga karena faktor alamiah misalnya penuaan. Tubuh manusia yang didiami setan ( Eff 2:2), mengalami banyak gangguan ( 1 Sam 16:14-23, 18:10-12, Luk 13:11,16). Ingatan Saul juga menjadi tidak waras lagi, sebab dibawah pengaruh roh jahat. Sewaktu-waktu dia membenci Daud, dan sewaktu waktu ia menyesal atas dosanya. Begitu juga keadaan wanita itu syarafnya rusak. Perhatikan dalam Markus 5:1-20, khususnya dalam ayat 15, ada kalimat: “….orang yang kerasukan itu…sudah waras”. Iblis memang merusakkan urat syaraf dan kesehatan seseorang, bahkan bisa mendatangkan kegilaan. ( Yeremia 50:38, Ulangan 28:28 ). 
  •  Kemandulan dan kematian yang tidak wajar, yaitu kematian sebelum waktunya ( Kel 23:24-26). Tentu tidak semua kemandulan karena praktek okultisme.



IV.                   Akibat dalam keluarga



Kekacauan terjadi dalam keluarga, dimana semuanya menjadi kacau, karena roh pengacau itu diberi tempat dalam keluarga sehingga semuanya menjadi kacau dan berantakan. Keluarga Yakub menjadi kacau, karena dalam rumahnya ada dewa asing dan anting-anting keramat sebagai jimat. Kekacauan nanti selesai setelah mereka membuang semua benda Iblis dari dalam rumah mereka ( Keja 34:1-35, khususnya Kej 35:1-5).


V.                    Akibat untuk keturunan berikutnya



Keturunan menjadi kacau dan terkutuk, tidak normal, cacat, sial, terlaknat dan terhukum turun-temurun ( Bdk Kel 20:4,5), karena berada di luar berkat Tuhan. Hanya darah Tuhan Yesus yang dapat menebus kita dari kutuk Allah, karena cara hidup yang sia-sia yang turun-temurun dari nenek moyang kita ( 1 Pet 1:18,19).


VI.                   Akibat untuk kekekalan



Orang yang terlibat okultisme tidak akan mewarisi kerajaan Allah ( Gal 5:20,21), malah dilempar kelautan yang bernyala-nyala dengan api dan akan mengalami kematian yang kedua di Neraka kekal. ( Bdk Why 21:8, Why 22:15).

Dalam dunia okultisme, biasanya seorang dokter yang tidak beriman, seorang psikolog yang tidak mengenal Tuhan dan juga seorang hamba Tuhan yang belum dilahirkan kembali dari Roh Allah, tidak bisa menyelesaikan masalah okultisme. Hanya orang beriman ( dokter, psikolog, psikater, dan hamba Tuhan) yang mengenal fiman Tuhan, yang penuh Roh Allah, yang disanggupkan Tuhan untuk melepaskan orang yang diikat setan dan praktek okultisme. Inilah orang-orang yang sanggup melakukan pelayanan pelepasan yang diberkati Tuhan.

Sumber Buku : Antara Kuasa Gelap Dan Kuasa Terang,Okultisme Ditinjau Dari Segi Iman Kristen oleh : Pondsius & Susanna Takaliuang



We Love Israel

We  Love Israel




Informasi Lowongan Kerja