Tuesday, January 19, 2010

Tuhan Sumber Berkat Memberkati Kita


TUHAN SUMBER BERKAT MEMBERKATI KITA

“TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka." ( Bilangan 6:22-27 )

Berkat Imam telah sering kita dengar dalam Ibadah Minggu. Namun karena keseringan, ini membuat kita luput memperhatikan maknanya yang selalu dalam dan relevan. Pertama, diberkati dan dilindungi. Kedua, Tuhan sumber berkat jasmani dan rohani bagi umat-Nya. Mengapa perlu dilindungi dan diberkati ? Sebab sering terjadi bahwa berkat yang Tuhan berikan atas umat-Nya dirampok oleh kuasa-kuasa dunia ini dalam berbagai cara dan berbagai wajah. Maka Tuhan Allah bukan hanya memberkati tapi melindungi agar berkat-Nya tetap menjadi bagian umat-Nya. Tidak beralih ke yang lain.
Disinari wajah Tuhan dan diberikan kasih karunia. Sinar wajah Tuhan adalah “ Sinar Abadi “. Dalam sinar abadi ini maka kegelapan dikalahkan secara abadi pula. Hidup tidak lagi berada dalam kegelapan, tetapi dibawah terang Tuhan. Di bawah terang Tuhan selalu ada kasih dan karunia Tuhan.
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada orang yang diberkati. Itu artinya Tuhan memperhatikan secara serius. Setiap orang tua yang dengan serius memperhatikan anak mereka yang baru belajar berjalan. Perhatian ini memastikan bahwa anak itu akan dijaga supaya jangan jatuh dan makin pintar berjalan. Kalau kita berada dalam perhatian Tuhan, maka pasti hidup akan ditandai oleh damai sejahtera. Damai sejahtera hadir karena kita yakin akan jaminan Tuhan.
Berkat Tuhan lebih menunjuk pada hidup secara keseluruhan. Bukan terbatas pada hal-hal material belaka. Namun orang yang diberkati Tuhan akan mampu meraih kecukupan material. Tapi tanpa diberkati, maka kecukupan material yang ada bisa hilang, direbut oleh kuasa-kuasa duniawi. Mari memberi diri dan semua kita miliki kebawah payung berkat Tuhan. Sebab tidak akan ada kuasa apapun yang mampu memisahkan kita dari payung berkat Tuhan itu. Betapa kita beruntung punya Tuhan yang sekaligus menjadi Sumber berkat kita.

Soli Deo Gloria

Doa : Bapa surgawi.. terimakasih buat berkat-Mu, buat perlindungan-Mu dan buat kasih karunia-Mu yang memayungi dan memagari kami dari kuasa-kuasa dunia ini yang ingin merampok berkat-Mu dari hidup kami . Kiranya berkat, perlindungan dan kasih karunia yang Engkau berikan dapat memberikan sukacita, damai sejahtera dan kekuatan bagi kami dalam mengikuti Tuhan di dunia ini. Di dalam nama Tuhan Yesus kami bersyukur kepada-Mu. Amin.

Thursday, January 7, 2010

Penderitaan Sebagai Ujian : " Mengapa TUHAN Mengijinkan Ini Semua Terjadi ? Mengapa Saya ,Ya TUHAN ? "




PENDERITAAN SEBAGAI UJIAN : “ Mengapa TUHAN Mengijinkan Ini Semua Terjadi ? Mengapa Saya, ya TUHAN ?

Penulis : Ev. Orlando I P Ginting, S.T.

“Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu” ( 1 Petrus 1:6-9 )

Sejak beberapa tahun terakhir ini bangsa kita Indonesia mengalami berbagai krisis, tragedi dan bencana alam yang silih berganti. Dimulai dengan krisis ekonomi di tahun 1997, dilanjutkan dengan kerusuhan dan krisis multi dimensi di tahun 1998. Disusul dengan berbagai bencana alam seperti gempa di Nabire, banjir di Sumatera Utara, tsunami yang melanda Aceh, gempa yang melanda Nias, gempa yang melanda Pulau Jawa dan yang terakhir gempa di Padang.

Tidak mudah untuk menghadapi hal-hal yang mengguncangkan hati, terutama bagi korban yang terkena bencana alam secara langsung yang banyak merenggut korban jiwa, kepedihan, penderitaan, kehilangan orang-orang yang kita kasihi, kehilangan semua harta benda. Bila tidak hati-hati, iman seseorang dapat ikut terguncang. Mungkin juga umat Tuhan akan bertanya-tanya di manakah Allah pada saat mereka mengalami kesulitan dan penderitaan ? Mengapa saya ya, Tuhan ? Di saat saat seperti ini umat Tuhan membutuhkan dorongan dan penghiburan.
Tentunya Firman Tuhan merupakan sumber kekuatan,penghiburan dan pegangan hidup bagi umat Tuhan saat menghadapi berbagai macam kesulitan dan penderitaan.


Kalau kita membaca Alkitab tentang kisah Ayub kita akan mendapat penghiburan dan kekuatan. Ayub adalah orang yang takut akan Tuhan, jujur, menjauhi kejahatan dan saleh. Tetapi ia menderita serangkaian kehilangan yang mengguncangkan dalam waktu beberapa jam saja. Saya pernah mendengar banyak kotbah yang didasarkan atas kehidupan tokoh Perjanjian Lama yang luar biasa ini, tetapi sumber frustasi paling kuat yang dirasakan Ayub ( ketidakmampuannya menemukan Allah ) sering terabaikan. Tetapi setelah Ayub mengalami serangkaian ujian dari TUHAN, Ayub mengalami pengalaman rohani yang baru dengan TUHAN. Ayub dapat mengakui bahwa TUHAN itu berdaulat diatas segala-galanya. Ayub kehilangan semuanya : kehilangan anak-anak-nya, kekayaannya, hamba-hambanya, reputasinya, dan sahabat-sahabatnya. Namun, tragedi yang begitu mengerikan itu, tidak menimbulkan kemarahan besar baginya kepada TUHAN tetapi Ayub mengutuki hari kelahirannya. Ayub menjatuhkan diri ke tanah, bersujud dan menyembah, katanya, : “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telajang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah TUHAN !” ( Ayub 1:20-21 ).
Kemudian, Allah mengizinkan Iblis menggangu Ayub secara fisik. Ia ditimpa “dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya” ( Ayub 2:7 ). Istrinya menjadi jengkel dan mendorongnya untuk mengutuki Allah dan mati. Ayub menjawab, “ Engkau berbicara seperti perempuan gila ! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ? “Alkitab kemudian mengatakan, “ Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya “ ( Ayub 2:10). Sungguh Ayub adalah seseorang yang memiliki iman luar biasa ! Bahkan kematian tidak dapat mengguncang keyakinannya akan Allah. Ayub berkata dengan kepahlawanan iman martirnya :

  • “Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya” ( Ayub 13:15)

Kalau kita menganggap penderitaan kita tidak berarti seakan-akan tanpa tujuan, maka kita bisa tergoda untuk putus asa. Seorang wanita yang menahan rasa sakit melahirkan mampu melakukan itu karena dia tahu bahwa hasil akhir akan merupakan suatu kehidupan baru. Mereka yang menderita sakit mematikan tidak memiliki harapan yang sama dalam melahirkan anak. Di sini rasa sakit itu kelihatannya menuju kematian dan bukan menuju kehidupan. Namun, itu akan benar jika tidak ada keselamatan. Jika kematian merupakan akhir, maka penderitaan yang memasukinya akan menarik kita ke putusasaan penuh dan tanpa akhir. Pesan Kristus adalah kematian bukan menuju kematian, tetapi menuju kehidupan. Analogi melahirkan berlaku dalam hal ini. Ini dipergunakan untuk melukiskan penderitaan Kristus dan seluruh ciptaan.

  • “ Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas “ ( Yesaya 53:11 )

Kita mungkin bingung, tapi tidak dalam keputusasaan. Rasa sakit penderitaan sendiri sudah cukup menarik kita untuk putus asa kalau kita tidak diyakinkan akan penyelamatan yang terletak dihadapan kita. Alkitab berulang ulang mengungkapkan perjuangan orang-orang beriman terhadap masalah keputusasaan. Lebih dari satu tokoh Alkitab mengutuk hari kelahirannya dan memohon hak istimewa untuk mati. Musa meratap pada Allah, :

  • “Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku." ( Bilangan 11 :15 )

Ayub mengutuk hari kelahirannya dengan mengatakan :

  • “Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat” ( Ayub 3:11-13 )

Nabi Yeremia mengungkapkan pergumulan yang sama dia berkata :

  • “Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan! Biarlah jangan diberkati hari ketika ibuku melahirkan aku! Terkutuklah orang yang membawa kabar kepada bapaku dengan mengatakan: "Seorang anak laki-laki telah dilahirkan bagimu!" yang membuat dia bersukacita dengan sangat. Terjadilah kepada hari itu seperti kepada kota-kota yang ditunggangbalikkan TUHAN tanpa belas kasihan! Didengarnyalah kiranya teriakan pada waktu pagi dan hiruk-pikuk pada waktu tengah hari! Karena hari itu tidak membunuh aku selagi di kandungan, sehingga ibuku menjadi kuburanku, dan ia mengandung untuk selamanya! Mengapa gerangan aku keluar dari kandungan, melihat kesusahan dan kedukaan, sehingga hari-hariku habis berlalu dalam malu?( Yeremia 20:14-18)

Filsuf Denmark Soren Kierkegaard pernah mengatakan bahwa salah satu tahap yang paling buruk yang bisa dihadapi seorang manusia adalah ingin mati dan tidak dibenarkan mati. Banyak orangtua berkata pada saya, “ Saya mengharap Tuhan mengambilku. Kenapa Dia membuat saya berumur panjang ? “ Keinginan yang mendalam untuk bebas dari penderitaan merupakan inti isu euthanasia, tindakan mematikan untuk mengakhiri penderitaan. Suntikan mematikan dilihat sebagai jenis pembunuhan yang bermakna.
Allah tidak membenarkan kita untuk bunuh diri. Bunuh diri, dalam ungkapannya yang penuh, melibatkan seseorang yang menyerah kepada keputusasaan. Apapun kerumitan bunuh diri yang terlibat dalam penghakiman Allah, kita tahu bahwa bunuh diri tidak diberikan pada kita sebagai pilihan untuk kematian.
Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan, dan sikapi yang saya rasa dapat bermanfaat ketika kita mengalami penderitaan, pencobaan sebagai ujian yang Tuhan berikan kepada kita anak-anak-Nya. Sehingga kita boleh merasakan kekuatan dan penghiburan dari Allah.

  • Ijinkanlah Allah menjadi Allah dan kita umat gembalaan-Nya adalah ibarat sebongkah tanah liat di tangan sang Penjunan. Dia Tuhan yang berdaulat diatas segala-galanya. Dia berkata “ AKU adalah AKU ”( Keluaran 3:14 ).Siapakah yang pernah menjadi penasehat Tuhan ? Dan siapakah yang dapat mengatur Roh TUHAN ? ( Yesaya 40: 13, Roma 11:34 ) “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu” ( Yesaya 55:8-9 ).Dia akan membentuk hidup kita menurut apa yang baik pada pandangan-Nya. Dan yakinlah bahwa Dia akan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya. Kadangkala pertanyaan kita kepada-Nya tidak akan kita terima jawabannya ketika kita ada didunia ini. Tetapi jawabannya akan kita dapatkan ketika kita sudah berada di sorga di rumah Bapa yang mulia. ( Coba Baca Wahyu 21:3-4, Wahyu 7:16-17). Dan ingatlah akan kebaikan yang pernah diperbuat-Nya dalam kehidupan kita dan hitunglah berkat-berkat-Nya. Ketika kita mengimani bahwa rancangan Tuhan adalah yang terbaik dan sempurna bagi kita, kita akan merasakan sukacita, damai sejahtera dan Tuhan akan memulihkan dan memberkati kita.

  • Berdoa dan mengucap syukur. Rasul Paulus menganjurkan dan memberikan pesan kepada kita melalui jemaat di Roma. Dia berkata jikalau kamu menderita, ya berdoalah ( Roma 12:12 ) : ”Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! ( Roma 12: 12 ) Rasul Paulus dalam perjalanan Misionarisnya banyak sekali mengalami penderitaan dan ujian yang Allah kehendaki terjadi dalam hidupnya. Sehingga ia memberitahukan bahwa doa dan mengucap syukur adalah kekuatan yang luar biasa yang Allah berikan ketika kita mengalami penderitaan ( kesesakan ). Mengapa ? Karena doa adalah jalan masuk bagi Roh Kudus bagi kita untuk mendoakan semua pergumulan, penderitaan, kesesakan kita kepada Allah. Roh Kudus berdoa bagi kita kepada Allah.( Bdk Roma 8:26-27). “ Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagimu “ ( 1 Tesalonika 5:17-18 ).

  • Terimalah dengan ikhlas bahwa penderitaan itu sendiri, bagian dari kehendak Allah yang berdaulat untuk menguji kemurnian iman kita. Allah ingin menguji iman kita apakah iman kita emas murni ? Apakah kita layak disebut orang yang beriman ? Karena Alkitab berkata bahwa orang-orang beriman akan mendapat ujian dari Allah. Mungkin ada dosa dan kejahatan yang kita lakukan yang kita sendiri tidak sadar bahwa itu membuat Dia menghajar dan menegur kita. Seorang bapak yang baik adalah apabila anak-anakya berbuat salah, dia akan menghajar, menegur dan mendisiplinkannya. Allah menghajar dan menegur kita anak-anak-Nya adalah karena Dia sangat mengasihi kita ( Wahyu 3:19,Ibrani 12:6 ) Sehingga kita melihat bahwa Allah sedang membersihkan kita dari dosa-dosa tersebut, yaitu dari pencemaran jasmani dan pencemaran rohani. Dan ini merupakan suatu momentum untuk mengevaluasi diri kita di hadapan Allah atas apa yang kita lakukan. Andaikan Anda seorang bapak yang memiliki anak-anak yang suka menceburkan diri ke lumpur kotoran sehingga membuat baju,rumah kena kotoran dari lumpur tersebut, dan Anda sudah menegurnya berulang-ulang tetapi tidak diindahkan. Bagaimana tindakan Anda ? Anda pasti marah dan menghukum anak Anda dan memukulnya dengan cemeti (lidi) sampai dia menangis bukan ? Anda melakukan hal tersebut karena Anda mengasihi anak Anda, karena Anda orangnya pembersih dan tidak suka melihat kotoran dan lumpur pada anak-anak Anda bukan ? Demikianlah juga Allah kepada kita anak-anak-Nya. Abraham bapak orang beriman mendapat ujian dari Allah sebelum Abraham diberkati berlimpah-limpah oleh Allah. Ayub orang beriman mendapat ujian dari Allah sebelum dia diberkati. Dan berkat Allah padanya 2 kali lipat limpahnya dari berkat yang dia terima sebelum dia diuji. Ayub berkata :

  • Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” ( Ayub 23 :10 )

  • Yakin dan percayalah bahwa Allah yang kita sembah dan kita kenal di dalam Kristus adalah Allah yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang ( Baca Yakobus 5:11 ). Kadang kala kita tidak dapat menerima hal tersebut karena kita sedang marah kepada TUHAN dan mengatakan TUHAN “tidak adil” karena kita mengalami pengkhianatan, penderitaan, penolakan dan kepahitan dalam hidup ini . Bisnis yang kita bangun hancur. Usaha yang kita buat bangkrut. Anak-anak kita jatuh dalam pergaulan sex bebas dan obat-obat terlarang ( narkoba ). Suami kita kena PHK, sakit penyakit yang belum sembuh,ditipu orang dan harta benda dicuri pencuri, dsb. Saudaraku yakinlah bahwa Tuhan itu dapat dipercaya. Dia sendiri yang memproklamasikan Diri-Nya bahwa Dia Tuhan Yang Baik. Dia berkata kepada kita umat gembalaan-Nya : “ Akulah Gembala Yang Baik, Gembala Yang Baik memberikan nyawa-Nya kepada domba-domba-Nya” ( Yohanes 10: 11 ). “ Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang yang memberikan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya ( Yohanes 15:13 ). Tetapi Iblis datang kepada kita dan memberikan kita pikiran-pikirannya ketika kita mengalami penderitaan, keputusasaan, cobaan dan berkata : “ Lihat katanya Tuhan itu baik, kenapa kau tidak dapat kerja ? Mengapa bisnismu hancur ? Kenapa saudara-saudaramu dan orang tuamu menyingkirkan engkau dan menolakmu ? Kenapa penyakitmu tidak dapat sembuh ? Mengapa kamu tetap miskin sementara orang kafir dan penyembah berhala kaya dan sehat-sehat ? Percuma kamu mengikut Tuhan, Dia bukan Tuhan Yang Baik !..sahut Iblis” Saya pribadi sendiri telah mengalami hal ini ketika saya menderita dan mengasihani diri saya sendiri. Saya mengeluh dan menangis atas penderitaan dan tekanan hidup ( masa-masa sulit dalam hal keuangan dan penyakit jasmani ) yang saya alami. Saya tidak mampu untuk melihat, bahwa Tuhan Yesus lebih besar dari penderitaan dan masalah yang saya hadapi sampai akhirnya suara Tuhan saya dengar untuk mengajak saya ke gereja dan saya taati. Dan di gereja ternyata ada Perjamuan Kudus. Dan setelah mengikuti Perjamuan Kudus, saya merasakan ada kekuatan seolah-olah beban dan penderitaan saya ada yang memikulnya. Untuk melawan kebohongan Iblis itu kita harus memegang Firman Tuhan dan melawannya dengan Firman Tuhan. 

Kita mengimani melalui Alkitab bahwa rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan. Dan Dia akan memberikan kita masa depan yang penuh pengharapan ( Bdk. Yeremia 29:11 ). “ Dan kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah “ ( Roma 8:28 ). Kehendak Allah adalah agar kita sempurna dan utuh, bukan sekedar hidup nyaman tanpa ujian dan pencobaan. Dari pada mengeluh, lebih baik kita bersyukur bahwa di dalam ujian dan pencobaan ada sebuah kesempatan untuk bertumbuh dan mematangkan iman kita. Ada buah-buah yang baik bila kita dapat mempertahankan sikap positif dalam menjalani kehidupan sekalipun di tengah pencobaan dan penderitaan.

Mari kita bersyukur bahwa Allah berjanji untuk senantiasa menyertai kita dan memberi jalan keluar dalam setiap pencobaan ( Bdk Mat 28:20, 1 Kor 10:13 ). Sehingga kita yang telah mendapat pemulihan dan mengalami kesembuhan dari Allah atas penderitaan, ujian, kepahitan dan pengkhianatan dalam hidup ini dapat berkata bersama-sama dengan Rasul Yakobus “ Dia yang memanggil dan memilih aku adalah Tuhan yang Maha Penyayang dan penuh belas kasihan “.

  • “Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.( Yakobus 5:11)

Soli Deo Gloria

LAGU PUJIAN

“BAPA SURGAWI”

Bapa surgawi ajarku mengenal
Betapa dalamnya kasih-Mu
Bapa surgawi ajarku mengerti
Betapa kasih-Mu padaku

Reff:
Semua yang terjadi di dalam hidupku
Ajarku menyadari Kau s’lalu sertaku
Bri hatiku s’lalu bersyukur pada-Mu
Kar’na rencana-Mu indah bagiku




We Love Israel

We  Love Israel




Informasi Lowongan Kerja