Wednesday, December 17, 2014

Roh Kudus Menamakan Baptisan Itu Permandian Kelahiran Kembali


Roh Kudus Menamakan Baptisan Itu Permandian Kelahiran Kembali

(Penulis : Ev. Orlando Isgita Putra Ginting, S.T.)

Renungan Firman Tuhan diambil dari Titus 3:4-6 yang berbunyi demikian :

“Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia,pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita,” ( Titus 3:4-6 )
Photo gambar : George Steven Latuputty yang dibaptis di gereja GPIB Kasih Karunia Medan.(Medan 25 September 2016)
Maraknya kasus baptisan ulang dan kampanye baptis ulang yang dilakukan oleh pihak Kristen tertentu telah membawa perdebatan dan perselisihan diantara sesama orang Kristen sehingga diributkan yang mengakibatkan persekutuan menjadi kisruh.Melalui pengalaman penulis ketika melayani di kota Pematang Siantar dalam persekutuan doa, anak-anak persekutuan doa mengaku bahwa mereka telah dibaptis ulang oleh kakak rohaninya karena diyakinkan oleh doktrin pengajaran dari Kristen tertentu, padahal si putri ini telah dibaptis di gereja GKPS (baptisan anak ).

Mereka mengajarkan bahwa baptisan anak yang dilakukan oleh gereja-gereja protestan ( GBKP,HKBP,GPIB,GKPI,GKPS,dsb ) adalah salah/sesat dan tidak alkitabiah karena anak-anak belum percaya dan baptisan anak tidak ada dalam Alkitab dan yang ada adalah penyerahan anak kepada Tuhan kata mereka. Mereka mengajarkan bahwa baptisan yang syah (valid) dan menurut Alkitab adalah ketika seorang telah menjadi dewasa dan harus “diselamkan” ke dalam sungai, kolam, danau, bak air, dll

Dan yang paling ironisnya ada juga seorang ibu yang juga adalah pelayan Tuhan (Diaken/Penatua) di salah satu gereja protestan (GPIB) menyuruh dan merayu agar jemaat dibaptis ulang karena dia ternyata sudah dibaptis ulang oleh pendeta gereja pentakosta/kharismatik,padahal dia masih aktif melayani di GPIB yang jelas-jelas menolak akta baptis ulang.Demikian juga halnya ketika penulis melayani di kota Medan,kampanye baptis ulang juga datang menyerang keluarga penulis.Tetapi syukurlah bahwa adik penulis dan keluarganya mau mendengarkan pengajaran dan doktrin yang penulis sampaikan sehingga mereka membatalkan dan menolak baptisan ulang yang ditawarkan oleh aliran Kristen tertentu, karena mereka telah dibaptis di GBKP saat berumur 3 tahun ( baptis anak ).Penulis juga mendengar kesaksian dari seorang ibu dengan bangganya dia mengaku bahwa dia sudah dibaptis 4 kali.Pertama saat dia masih anak kecil dibaptis di HKBP,kedua dia  dibaptis ulang di gereja Bethel, ketiga dia dibaptis ulang lagi di gereja Tiberias Yesaya Pariadji, dan keempat dia dibaptis ulang lagi di gereja GKDI ( Gereja Kristus di Indonesia). Dan ibu ini mengatakan bahwa baptisannya yang ke 4 ini ( di GKDI ) membuat dia "damai dan tenang".

Perdebatan dan kontroversi di seputar baptisan telah menjadi berita yang sering didengar di kalangan umat Kristen sehingga banyak yang bingung,ragu dan bimbang.Pertanyaan-pertanyaan seperti : Baptisan mana yang benar selam atau percik ? Apakah baptisan anak alkitabiah ? Bahkan ada yang mengatakan bahwa : “mereka yang dibaptis anak tidak sah dan tidak memiliki Roh Kudus”, “baptisan yang sah harus diselam”. Melalui artikel ini penulis ingin memberikan penjelasan secara teologis dan alkitabiah yang diharapkan dapat meneguhkan iman semua warga gereja tentang nilai dan berkat yang dia terima melalui baptisan, dan dengan demikian tak seorangpun dari mereka jatuh kepada tipuan dan rayuan sesat yang meminta mereka menerima kembali baptisan berulang-ulang, hanya oleh karena ketidaktahuannya tentang makna baptisan ini.

Kata Baptisan berasal dari kata Yunani, yaitu bapto, atau baptizo yang memiliki arti membersihkan atau membenamkan atau mencelupkan yang artinya :
  1. to dip : mandi, masuk ke dalam air,mencedok air
  2. immerce : membenamkan, mencelupkan
  3. to cleance or purify by washing = membersihkan atau memurnikan melalui pembasuhan
Dari makna kata baptisan tersebut jelaslah kepada kita bahwa pembersihan (a bath,washing,to cleance or purify by washing) adalah makna yang penting dari sakramen baptisan.Sebagaimana tubuh kita pasti dibasuh secara lahiriah oleh air yang biasa dipakai untuk menghilangkan kotoran tubuh,sepasti itu pula kita telah dibasuh dengan "darah dan Roh-Nya" dari kecemaran jiwa kita. Alkitab menggunakan istilah baptis” baik secara literal maupun secara figuratif. Sebagaimana yang dinyatakan dalam makna kiasan (metafora) di dalam Kisah Rasul 1:5, dimana dinyatakan kelimpahan dari anugerah yaitu Roh Kudus. Dan juga di dalam Lukas 12:50, dimana makna baptisan disini menyatakan penderitaan Kristus dalam kematian-Nya.

Sebaliknya di dalam Perjanjian Baru, pada pihak lain akar kata dari asal mula kata baptisan (etimologi baptisan) diambil kata baptizo, tidak menuntut selam, misalnya pembaptisan Roh juga digambarkan sebagai “pencurahan” (Kisah Rasul 2:33, bdk Yesaya 36:25,26). Dalam istilah gerejawi, bagaimanapun juga, ketika istilah baptis, baptisan digunakan tanpa kata yang bersyarat, adalah bermaksud menunjuk kepada sakrament pembersihan yang mana olehnya jiwa disucikan dari dosa dan pada saat yang sama air tersebut dicurahkan (dituangkan) kepada tubuh. Banyak istilah lain dari baptisan telah digunakan sebagai deskripsi sinonim untuk baptisan baik di dalam Alkitab dan umat Kristen mula-mula seperti permandian kelahiran kembali, pencerahan, tanda materai dari Allah, air Allah untuk hidup yang kekal, sakramen Trinitas, dan sebagainya. Di dalam bahasa Inggris, istilah Kristen adalah biasa digunakan untuk baptis. Maksudnya kata Kristen menunjuk hanya kepada akibat dari baptisan, yaitu menjadikan seseorang menjadi umat Kristen.

Dibaptis “Dalam nama Bapa” meneguhkan bahwa Allah mengikat perjanjian keselamatan dengan kita dan anak cucu kita turun-temurun,bahwa Allah menjadi Bapa kita,dan kita menjadi anak-anak-Nya serta sebagai ahli waris kerajaan-Nya.
Dibaptis “Dalam nama Anak” meneguhkan bahwa kita telah dipersatukan di dalam kematian dan kebangkitan Kristus serta mengalami pengampunan dosa dan hidup baru yang kekal.
Dibaptis “Dalam nama Roh Kudus” meneguhkan bahwa Roh Kudus berdiam di dalam diri kita dan memenuhi kita dengan karunia-karunia-Nya yang ajaib.Bahwa Roh Kudus juga membimbing dan menolong kita agar selalu hidup di dalam kebenaran,taat dan setia pada firman Tuhan dan berani bersaksi tentang Kristus serta melayani sesama.

Apakah berkat dan anugerah yang kita terima melalui baptisan (permandian lahiriah) yang dilaksanakan di dalam nama Tritunggal ( Bapa dan Anak dan Roh Kudus ) ?

Jawab : Alkitab menyaksikan dan memberitahukan kepada kita bahwa baptisan yang kita terima adalah materai,tanda,jaminan yang diberikan oleh Tuhan Allah terhadap iman seseorang (materai kebenaran berdasarkan iman)  atas penebusan oleh Yesus Kristus bagi dirinya yang disertai janji-janji Allah.Baptisan adalah materai penegasan dari Allah bahwa kita telah turut mati dalam kematian Kristus dan telah turut bangkit dalam kebangkitan Kristus ( Bdk Roma 6:1-11)

·         “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” ( Roma 6:11 )


Berkat dan anugerah yang kita terima di dalam baptisan ialah janji-janji Allah yaitu :

  • 1.      Kita dipersatukan dengan Kristus ( di dalam kematian dan kebangkitan-Nya )
  • 2.      Pengampunan semua dosa kita dari Allah,berdasarkan rahmat,karena darah Kristus yang telah ditumpahkan-Nya bagi kita di atas kayu salib.( Bdk Kisah Rasul 2:38-39,1 Petrus 3:21,Roma 6:3-4)
  • 3.      Penebusan Dosa oleh darah-Nya ( Bdk.Kolose 1:14,Efesus 1:7 )
  • 4.      Karunia Roh Kudus yaitu pembaruan oleh Roh Kudus serta pengudusan oleh-Nya menjadi anggota tubuh Kristus ( Bdk.Kisah Rasul 2 :38, Efesus 4 : 1-6, Titus 3 : 4- 6 )
  • 5.      Kelahiran kembali oleh Roh Kudus ( Bdk. Titus 3:4-6,Galatia 3 : 27 )
  • 6.      Kelepasan dari cengkraman Iblis dan kuasa kegelapan (Bdk. Kolose 1:13-14 )
  • 7.      Kehidupan yang kekal ( Bdk Roma 8 :1-2 )



Pertanyaan  : Apakah baptisan anak ( baptisan bayi itu ) syah dan valid ? Jawab : Ya, baptisan anak (baptisan bayi) itu syah, valid dan 100 % alkitabiah, karena itu adalah perintah Allah yang tertulis dalam firman-Nya.Karena Tuhan Allah masih memberikan tanda perjanjian-Nya kepada orang percaya dan anak-anak mereka ( Bdk. Kisah Rasul 2: 38-39 ),sama seperti sunat dalam Perjanjian Lama kepada anak orang Yahudi (umat Israel) dan diganti dengan baptisan bagi gereja di seluruh dunia.

Pertanyaan : Apakah bila seseorang yang sudah menerima baptisan anak (baptisan bayi) saat dia beranjak dewasa harus dibaptis ulang lagi dengan cara selam seperti yang dianjurkan dan diajarkan oleh denominasi Kristen tertentu ? Jawab : Tidak perlu ! Karena Firman Allah menyatakan bahwa satu baptisan untuk pengampunan dosa ( Bdk. Efesus 4 :1-6 ).Baptisan dilayankan hanya 1 kali untuk selamanya karena Tuhan Yesus juga satu kali disalibkan,mati dan dibangkitkan dan hidup selama-lamanya.

Pertanyaan : Apakah baptisan siram/percik dimana air dituangkan/dipercik sebanyak 3 kali ke kepala/ketubuh si penerima dengan formula nama Allah Tritunggal adalah baptisan yang benar,sah dan alkitabiah ? Jawab : Ya, benar,sah,valid dan 100 % alkitabiah.Karena Roh Kudus menamakan baptisan itu adalah “permandian kelahiran kembali”.Kita menjadi milik Tuhan,Allah Tritunggal.Kita menjadi manusia Allah Tritunggal dan kita terikat dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Pertanyaan : Manakah bukti di Alkitab ayat firman Tuhan yang mendukung dan meneguhkan bahwa baptisan siram/percik adalah 100 % alkitabiah ? Jawab : Roh Kudus menamakan baptisan itu adalah permandian kelahiran kembali ( Titus 3 : 5 ).Di dalam Perjanjian Lama ada tiga tradisi yang dapat kita kaitkan dengan Baptis Air, yang pertama adalah penahbisan Imam, yang kedua adalah pentahiran suku Lewi dan yang ketiga adalah pentahiran orang sakit kusta. Mari kita pelajari tradisi itu satu persatu.

Penahbisan Imam :
·         “Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air.” ( Keluaran 29:4 )
·         “Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas kepalanya, dan kauurapilah dia.” (Keluaran 29:7)
·         “Haruslah kauambil sedikit dari darah yang ada di atas mezbah dan dari minyak urapan itu dan kaupercikkanlah kepada Harun dan kepada pakaiannya, dan juga kepada anak-anaknya dan pada pakaian anak-anaknya; maka ia akan kudus, ia dan pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya.” (Keluaran 29:21)


Dalam Keluaran 29:4 kata “membasuh” diterjemahkan dari kata “NAZAH” yang artinya memercik atau menyiram. Sedangkan dalam Keluaran 29:7 kata “kautuang” diterjemahkan dari kata “YATZAQ” sedangkan dalam Keluaran 29:21 kata “kaupercikkanlah” diterjemahkan dari kata “NAZAH”

Pentahiran Orang Lewi
·         “Ambillah orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel dan tahirkanlah mereka.”( Bilangan 8:6)
·         “Beginilah harus kaulakukan kepada mereka untuk mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air penghapus dosa, kemudian haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya dan mencuci pakaiannya dan dengan demikian mentahirkan dirinya.” (Bilangan 8:7)


Dalam Bilangan 8:7 kembali yang digunakan adalah kata NAZAH, yang berarti “dipercikkan atau disiramkan.”


Pentahiran Orang Sakit Kusta

·         “Inilah yang harus menjadi hukum tentang orang yang sakit kusta pada hari pentahirannya: ia harus dibawa kepada imam,”( Imamat 14:2 )
·         “Kemudian ia harus memercik tujuh kali (darah burung) kepada orang yang akan ditahirkan dari kusta itu dan dengan demikian mentahirkan dia, lalu burung yang hidup itu haruslah dilepaskannya ke padang.”( Imamat 14:7)
·         “Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnya sendiri tujuh hari lamanya.” (Imamat 14:8)
·         “Imam harus mengambil sedikit dari darah tebusan salah itu dan harus membubuhnya pada cuping telinga kanan dari orang yang akan ditahirkan dan pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanannya.”( Imamat 14:14 )
·         “Dari minyak selebihnya imam harus membubuh sedikit pada cuping telinga kanan orang itu, pada ibu jari tangan kanannya dan pada ibu jari kaki kanannya, di tempat mana darah tebusan salah dibubuhkan.”( Imamat 14:17)
·         “Dan apa yang tinggal dari minyak itu haruslah dibubuhnya pada kepala orang yang akan ditahirkan. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN.”( Imamat 14:18 )


Dalam tradisi ini kita kembali melihat kisah Baptis Perjanjian Lama, pertama orang itu dipercik atau disiram dengan air, lalu dioles dengan darah dan terakhir disiram dengan minyak urapan, ketiganya dilakukan oleh Imam. Setelah melalui ketiga hal itu maka orang tersebut pun tahir dan berdamai dengan Allah. Yohanes pembaptis adalah anak Imam Zakharia (Imam di Bait Allah Yerusalem ), itu berarti sejak kecil dia dididik untuk menjadi seorang Imam pula. Sebagai seorang calon Imam mustahil Yohanes Pembaptis tidak memahami ajaran Perjanjian Lama, juga mustahil dia membaptis orang tanpa mengaitkannya dengan tradisi yang ada.


                                  Gambar : Yesus dibaptis oleh Yohanes pembaptis di sungai Yordan
                                  dengan cara percik/siram air dituangkan ke atas kepala/tubuh

Demikianlah penjelasan penulis tentang hakekat,makna dan berkat dari baptisan yang kita terima. Semoga artikel yang singkat ini dapat menjadi berkat bagi kita semua.

Soli Deo Gloria.



We Love Israel

We  Love Israel




Informasi Lowongan Kerja